Terima Kasih Telah Berkunjung di Blog Saya, Semoga Postingan Saya Bisa Bermanfaat Bagi Kalian ^^

Archive for Oktober 2013

Hancurnya Radius dan Ulna (Cerpen)


.


Hancurnya radius dan ulna
Oleh: Ayyub Al Azheem

Suatu senja di bawah pohon yang rindang, tampak sepasang kekasih duduk bersama. Mereka tengah menikmati indahnya matahari yang tengah menuju persinggahan. Mereka ini adalah seorang pasangan kekasih yang serasi dan hampir tak terpisahkan seperti layaknya tulang radius dan ulna. Cowok itu bernama Deus, sedangkan ceweknya bernama Luna.
            “Deus, lihatlah matahari di sana. Indah sekali” kata Luna sambil menunjuk ke arah matahari yang hampir terbenam
            “Iya indah sekali, tapi sayang ia harus terbenam. Setelah ini dunia gelap akan datang” sambung Deus
            “Bagaimana jika ibarat aku adalah matahari, lalu aku terbenam meninggalkanmu dan tak akan terbit lagi?” tanya Luna
            “Ibarat aku adalah tumbuhan, tentu aku tidak akan membiarkanmu terbenam, karena tanpa hadirmu aku tidak akan pernah bisa hidup” lanjut Deus
            “hehe bisa aja kamu, udah mulai gelap nih langitnya. Kita pulang yuk?” kata Luna yang melihat langit semakin gelap.
            “Ya udah yuuk..” lanjut si Deus
            Kemudian Deus mengantarkan Luna pulang ke rumah menggunakan motor miliknya. Setelah sampai di rumah Luna, Deus langsung pamit pulang karena maghrib telah tiba.
            “Luna, aku langsung pulang saja yaa” kata Deus
            “Iya deh, hati-hati yaa” jawab Luna sambil melempar senyum ke arah Deus.
            “Iya, besok pagi jalan lagi yuk? aku jemput kamu ya?”
            “Iyaa oke deh, sampai jumpa besok” kata Luna sambil melambaikan tangannya kepada Deus
            Malam itu Luna yang notabene adalah seorang yang pandai melukis, tengah melukis sebuah gambar untuk kado ulang tahun kekasihnya, si Deus esok hari bertepatan tanggal 20 November. Ia menggambar sebuah tulang radius dan ulna yang mengibaratkan kedekatan mereka yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
            Esok harinya, Deus tengah bersiap-siap menjemput Luna motor kesayangannya. Ia tidak tahu kalau Luna telah mempersiapkan kado untuknya. Namun, ditengah perjalanan menuju rumah Luna, Deus tertabrak truk yang berkecepatan tinggi. Ia jatuh tak berdaya berlumuran banyak darah.
            “Duuaaarr…!!” suara tabrakan terdengar begitu kerasnya
            “Heei lihat ada tabrakan !” kata salah seorang yang berada disekitar jalan itu.
            Kemudian Deus segera dibawa ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada disekitar situ. Sementara itu Luna yang tengah menunggu jemputan dari Deus dengan gelisah.
            “Si Deus mana sih? Lama banget, jadi jalan gak sih ini? Padahal aku sudah nyiapin kado untuknya” kata Luna dengan bergumam
            Deus yang sedang berada di rumah sakit mencoba menahan rasa sakit dan mengatakan sesuatu kepada suster, “Suster tolong ambil hp saya, hubungi Luna kekasih saya. Kasih tau dia aku gak bisa jemput dia pagi ini” kata Deus. Beberapa saat kemudian Luna dihubungi oleh pihak rumah sakit.
            “Haloo. . .” kata Luna
            “ya Halo, benar ini nomor Luna?” kata suster
            “Iya benar, ini siapa ya?” tanya Luna
            “Kami dari pihak rumah sakit Daerah ingin memberitahu bahwa saudara Rayhan Deus kecelakaan, sekarang berada di ruang operasi karena lukanya sangat parah” jelas suster
            Luna yang terkejut dengan kabar itu langsung menutup telepon dan menuju ke rumah sakit dengan membawa kado yang telah ia persiapkan untuk Deus. Sesampainya disana ia menunggu berjam-jam sampai operasi si Deus selesai. Kemudian seorang dokter keluar dari ruangan operasi.
            “Dok.. dok.. gimana keadaan Deus?” tanya Luna dengan panik
“Deus mengalami patah tulang kiri dan kaki kirinya lumpuh total” jelas dokter
“Apa? Lumpuh?” kata Luna dengan sangat terkejut
Luna lalu menjatuhkan kado yang ia bawa dan ia lari tak jelas kemana dia pergi. Hingga beberapa saat kemudian, Deus tersadar dari kondisi kritisnya.
“Suster, Luna sudah dikasih tau?” tanya Deus dengan nada yang sangat pelan
“Oh sudah sadar yaa, iya sudah. Tadi dia kesini tetapi langsung pergi entah saya tak tau kemana setelah dokter bilang kalau kaki kamu lumpuh” jelas suster itu
“Dia pergi?” kata Deus dengan lirih.
Kemudian ia berkata dalam hatinya, “Kemana matahariku pergi? Aku akan mati disini, sungguh aku tak mengira ia bakal pergi. Sekarang radius dan ulna tak lagi bersatu, tumbuhan pun akan mati tanpa matahari”
Beberapa saat kemudian, Deus menghembuskan nafas terakhirnya. Sungguh malang nasibnya ditinggal kekasihnya pergi disaat ia sedang kritis.